IIGF
Aspek Pembiayaan pada Pembangunan Bandar Udara
Chapter 12

Aspek Pembiayaan pada Pembangunan Bandar Udara

Keterbatasan kapasitas fiskal mendorong perlunya kebijakan pembiayaan baru dalam pembangunan bandar udara di Indonesia, mengingat sebagian besar pembangunan masih bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan terbukanya peluang partisipasi swasta, strategi pembiayaan berbasis Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) atau swasta murni perlu dirancang secara komprehensif. Studi kasus Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati menunjukkan kompleksitas pembiayaan antara APBN, APBD, dan pihak ketiga, termasuk pembentukan PT BIJB sebagai badan usaha pengelola. Pembangunan kawasan aerocity seluas 5.000 hektare menjadi bagian integral dalam menciptakan ekosistem bandar udara yang lebih produktif. Untuk mengoptimalkan pembiayaan, pemerintah perlu menetapkan sumber pendapatan seperti Passenger Service Charge (PSC), menyusun rencana bisnis untuk pengelolaan bandara UPT, serta mengembangkan sektor non-aeronautika seperti logistik dan kargo. Kawasan bandara diharapkan tidak hanya menjadi simpul transportasi, tetapi juga sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi regional. Agar strategi ini dapat dijalankan dengan efektif, pemerintah perlu merancang regulasi operasional yang melibatkan Pemda dan memperluas cakupan pendapatan hingga luar batas fisik bandara. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat daya tarik investasi sekaligus memperbesar kontribusi ekonomi dari sektor kebandarudaraan secara nasional.

First Published: 31 Agustus 2025
Author:
Basauli Umar Lubis
Pages:
214 s.d 220
Maximize
2 Article Viewed
Download
Aspek Pembiayaan pada Pembangunan Bandar Udara
PDF File. 695 KB 0 Download
Register To Download

Other Chapters

  • Chapter 1 : Alokasi Risiko dalam Proyek KPS: Studi Kasus Proyek Terminal Bus Antarkota di Giwangan Yogyakarta
  • Chapter 2 : Optimalisasi Kapasitas Lembaga Terkait dalam Rangka Mitigasi Risiko Proyek KPS Air Minum dengan Tinjauan Risiko Ketersediaan Air Baku: Studi Kasus Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pemerintah Kabupaten Tangerang
  • Chapter 3 : Pengadaan Tanah bagi Pengembangan Infrastruktur di Indonesia: Studi Kasus Jalan Tol Kanci-Pejagan
  • Chapter 4 : Penugasan BUMN sebagai PJPK untuk Proyek KPS: Studi Kasus Pembangunan Terminal Peti Kemas Kalibaru oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
  • Chapter 5 : Mitigasi Risiko Pendanaan Swasta untuk Pembangunan Infrastruktur: Studi Kasus: PT Jakarta Monorail
  • Chapter 6 : Mitigasi Risiko Utang untuk Pembangunan Infrastruktur: Studi Kasus Pembangunan MRT Jakarta
  • Chapter 7 : Peluang Investasi di Sektor Ketenagalistrikan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan: Studi Kasus PLTU Batang di Jawa Tengah
  • Chapter 8 : Reposisi BUMD Pengelola Sanitasi menuju Kota Berketahanan: Studi Kasus DKI Jakarta
  • Chapter 9 : Best Practice Penerapan Track Access Charge (TAC) untuk Indonesia
  • Chapter 10 : Risiko Investasi Pembangunan Jalan Tol dengan Perkiraan Lalu Lintas Rendah
  • Chapter 11 : Rekonstruksi Pungutan Negara atas Infrastruktur Telekomunikasi